A. Fungsi
Departement (Maintenance and Repair)
Maintenance
adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kondisi suatu barang agar dapat
beroperasi sesuai dengan kemampuannya sampai waktu yang telah ditentukan pada
spesifikasinya.
Repair adalah kegiatan mengganti atau memperbaiki sebagian dari peralatan
yang rusak agar dapat beroperasi kembali sesuai fungsi dan kemampuannya seperti
keadaan sebelum rusak.
Ada istilah maintenance corrective pada suatu proses maintenance and repair
yaitu proses mengganti beberapa komponen yang rusak. Lalu, apa perbedaan
maintenance corrective dengan perbaikan? Pada corrective maintenance, ada
alat yang diganti. Namun alat yang diganti tersebut sebenarnya masih
bisa berfungsi hanya saja performanya sudah mulai menurun. Bedanya dengan
repair (perbaikan), alat yang diganti pada proses repair adalah alat yang
sudah tidak dapat berfungsi bahkan menghambat kinerja suatu alat.
v Tahap Maintenance Dan Repair
1. Diagnosa : Kegiatan yang dilakukan untuk mendeteksi kesalahan
2. Pengukurang/pengujian/troubleshooting
3. Menentukan kerusakan
4. Perbaikan/Perawatan
v Tujuan Dari Maintenance Dan Repair
Tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang lifetime
suatu alat dan menjaganya agar tetap reliable. Oleh karena itu, reliabilitas
suatu alat menjadi penting. Reliabilitas adalah kemampuan alat
melakukan fungsinya tanpa kegagalan dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Maintenance yang baik adalah maintenance yang singkat sehingga
downtime tidak terlalu lama dan fungsionalitas alat tetap terjaga. Downtime
adalah waktu dimana alat tidak dapat dipergunakan karena perbaikan.
Ada 5 faktor yang menentukan lama downtime:
1. Man power : Keahlian teknisi
2. Material : ketersediaan komponen/bahan
3. Machine : ketersediaan alat pendukung/tools
4. Money : Ketersediaan budget untuk melakukan perbaikan
5. Market : Pasar yang menjadi sumber material dan machine
Pada intinya maintenance
dilakukan untuk menghindari kegagalan alat. Kegagalan Alat yang dimaksud
disini adalah akhir kemampuan suatu alat untuk melaksanakan fungsi yang
dipersyaratkan.
B. Jenis-jenis
Maintenance
Secara garis besar kegiatan perawatan dapat diklasifikasikan dalam dua
macam yaitu: Perawatan terencana (planned maintenance) dan perawatan tidak
terencana (unplanned maintenance).
Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian strategi perawatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian strategi perawatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
1. Perawatan Terencana (Planned Maintenance)
Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan
mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan
sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari. Perawatan
terencana (planned maintenance) terbagi menjadi preventive maintenance dan
corrective maintenance.
2. Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)
Perawatan tidak terencana ini membahas mengenai
perawatan darurat dimana perawatan ini merupakan salah satu cara perawatan yang
tidak direncanakan sebelumnya sehingga biasanya hal ini dilakukan saat mesin
atau peralatan tersebut mengalami kegagalan atau kerusakan yang tidak terduga
dan harus segera diperbaiki untuk mencegah akibat yang lebih serius lagi. Salah
satu contoh perawatan tidak terencana adalah emergency maintenance. Emergency
maintenance adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
C. Istilah-istilah
Maintenance
1. Avalabality
Adalah Perioda waktu dimana alat/fasilitas dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan
2. Downtime
Adalah Perioda waktu dimana alat/fasilitas dalam keadaan tidak dapat
dipakai/dioperasikan.
3. Breakdown
Adalah aktivitas maintenance (pemeliharaan) yang dilakukan sebagai reaksi
atau tindakan segera yang menduduki prioritas utama untuk mengembalikan kondisi
peralatan atau mesin pada kondisi atau keadaan normal setelah mengalami
kegagalan fungsi yang mengakibatkan peralatan tersebut berhenti beroperasi.
4. Overhaul
Adalah Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh thdap suatu fasilitas
atau sebagian dari fasilitas shgg mencpai standard yang di terima.
5. Maintainability
adalah probabilitas pada kegagalan suatu item untuk dikembalikan kepada
kondisi awal operasional.
6. Reliability
adalah probabilitas suatu item untuk bekerja secara normal untuk jangka
waktu operasional.
7. Mission time
adalah waktu operasional suatu item.
8. Logistic time
adalah Sebagian waktu downtime yang digunakan untuk menunggu spare part
9. Failure
adalah ketidakmampuan suatu item untuk beroperasi.
10. Serviceability
adalah Tingkat kemudahan atau kesulitan pada item yang dapat dikembalikan
ke kondisi kerjanya.
11. Redundancy
adalah keberadaan lebih dari satu alat untuk mencapai satu fungsi yang
ditentukan.
12. Failure Mode
adalah keadaan abnormal dari kinerja suatu item yang menjadi pertimbangan
pada item tersebut karena menyebabkan kegagalan.
13. Useful life
adalah Jarak waktu suatu item beroperasi dan berproduksi.
14. Corrective Maintenance
adalah maintenance yang tidak terjadwal untuk mengembalikan pada
peforma semula.
15. Continuous task
adalah Sebuah kegiatan yang mlibatkan monitoring terhadap suatu item.
16. Active repair time
adalah periode saat downtime saat manpower bekerja memperbaiki suatu item.
17. Inspection
adalah observasi secara kualitatif dari kondisi item.
18. Six big Losses
Adalah enam permasalahan terbesar dalam sebuah
produksi, yaitu :
1. Breakdown (Down
Time Loss)
2. Setup and
Adjustment (Down Time Loss)
3. Small stop
(speed Loss)
4. Reduced Speed
(speed Loss)
5. Start-up Reject
(Quality Loss)
6. Production
Reject (Quality Loss)
D. Keuntungan-
keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya Maintenance and Repair adalah
sebagai berikut :
- Mesin
dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan
dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
- Pelaksanaan
proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar,
- Dapat
menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi
selama proses produksi berjalan,
- Peralatan
produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan
pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
- Dapat
dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi
yang digunakan,
- Apabila
mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan
baku dapat berjalan normal