Friday, 18 November 2016

Perbandingan Daya Mesin Antara Sistem Pengapian Konvensional Dengan Sistem Pengapian Induktif Pada Mesin Toyota 5k

BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang
       Saat ini di Indonesia paling dominan di pasaran adalah kendaraan bermotor yang mempergunakan komponen platina (kontak pemutus) sebagai penunjang dalam sistem pengapian. Walaupun disisi yang lain teknologi “contactless” untuk sistem pengapian sudah banyak yang beredar di pasaran. Namun karena alasan biaya dan kemampuan personel yang ada di pasaran dalam perawatan. teknologi pengapian yang menggunakan platina (kontak pemutus) masih sangat banyak.
Karena itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian melalui pengujian. yang obyektif tentang kondisi sistem pengapian yang “contactless” dibandingkan dengan pengapian yang masih menggunakan kontak platina. Mesin mobil yang digunakan adalah mesin Toyota type 5K.


BAB II
LANDASAN TEORI


A.         Motor Bensin (Otto)
             Pada sistem ini. bahan bakarnya menggunakan bensin. Bahan bakar dicampur dengan udara untuk dimasukkan ke dalam silinder. Sedangkan proses atomisasi bahan bakarnya bisa menggunakan karburator ataupun menggunakan injektor.



Gambar 1. Motor Bensin

Proses pembakaran bahan bakarnya akibat adanya loncatan bunga api listrik diantara kedua electrode busi. sehingga motor bakar ini lazim disebut Sprak lgnition Engine (SIE).

B.         Motor Diesel
Pada sistem ini. terbakarnya bahan bakar karena proses penyalaan sendiri dimana bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar yang berisi udara bertekanan dan temperatur tinggi karena proses kompresi. sehingga bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya.
\


Gambar 2.   Motor Diesel

Berdasarkan proses langkah kerjanya. motor bakar torak gerak lurus/translasi dibedakan menjadi dua. yaitu: motor 4 langkah dan motor 2 langkah.

Motor Bakar Torak 4 Langkah (Four Stroke Engine)
Yaitu motor bakar torak dimana untuk menghasilkan satu kali proses kerja memerlukan empat langkah torak atau dua kali proses engkol.



Gambar 3. Diagram Kerja Motor 4 Langkah

a.                     Langkah Isap (Suction Stroke)
Torak bergerak dari titik mati atas atau (TMA) ke titik mati bawah (TMB). Katup isap) dalam keadaan terbuka sedangkan katup buang kondisi tertutup.
b.                     Langkah Kompresi (Compression Stroke).
Torak bergerak dari TMB ke TMA. Kondisi katup isap dan katup buang tertutup dan akibat kompresi ini tekanan dan temperatur di dalam ruang bakar naik.
c.                     Langkah Expansi (Expansion Stroke)
Torak bergerak dari TMA ke TMB. Katup isap dan katup buang dalam keadaan tertutup. tekanan maksimal pembakaran terjadi pada waktu torak bergerak sedikit setelah TMA sampai berakhir saat katup buang terbuka.
d.                      Langkah Buang
Torak bergerak dari TMB ke TMA. Katup isap tertutup dan katup buang terbuka. sehingga sisa gas hasil pembakaran terbuang ke udara luar (atsmosfir).


Sistem Pengapian Konvensional



Gambar 4. Sistem Pengapian Konvensional

A.  Kelengkapan Sistem Pengapian Konvensional Baterai
1)   Baterai berfungsi sebagai penyedia atau sumber arus listrik (DC)
2)   Kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus dari baterai ke positif koil.
3)   Koil berfungsi untuk mentrasformasikan tegangan rendah baterai menjadi teganangan tinggi pada sistem pengapian.
4)   Kontak pemutus berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer
5)  Kondensor berfungsi untuk  mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat mulai membuka dan mempercepat pemutusan arus dalam sirkuit primer.
6)  Distributor untuk membagi dan menyalurkan arus pada tegangan tinggi ke setiap busi sesuai urutan pengapian
7)   Kabel Tegangan Tinggi digunakan untuk menghantarkan arus tegangan tinggi dari distributor ke masing-masing busi
8)   Busi digunakan untuk meloncatkan arus tegangan tinggi didalam ruang bakar motor bensin
Perbedaan yang paling utama antara sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektronik terletak pada sistem pemutusan arus primernya. Didalam sistem pengapian elektronik ini. pemutusan arus primernya dilakukan oleh sebuah kontrol unit atas dasar informasi dari sinyal yang berbentuk sinyal induktif yang dipasangkan pada distributor.



Gambar 5.  Sistem Pengapian Elektronik

A.     Komponen Sistem Pengapian Elektronik
1)    Kontrol Unit Pengapian betfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus primer. Sedangkan tugas yang lainnya adalah mengatur besar kecilnya sudut dwell agar arus primer selalu berkisar antara 8-10 Ampere.
2)    Sinyal induktif berfungsi untuk mengirimkan informasi kepada kontrol unit pengapian agar memutuskan dan penghubungkan arus primer sesuai dengan posisi sudut pengapiannya.



Gambar  6  Sinyal Induktif

SISTEMATIKA PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan daya mesin sistem pengapian konvensional dengan sistem pengapian induktif pada mesin Toyota 5K.

Prosedur
Persiapan memastikan bahwa seluruh komponen berfungsi dengan baik. Sehingga diharapkan pada saat penelitian tidak ada permasalahan diluar variabel-variabel yang diteliti

Mesin yang digunakan
1)             Merk/type       : Toyota / 5K
2)             Jumlah silinder         : 4 silinder

B.              Alat pengujian
1)              Tachometer (untuk mengukur putaran mesin)
2)              Dwell Tester (untuk menyetel saat pengapian)
3)              Thermometer (untuk mengukur temperatur / suhu motor).
4)               Set kotak alat.

Perhitungan
Untuk memudahkan dalam menganalisa dan mengambil kesimpulan dilakukan perhitungan-perhitungan data hasil percobaan dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel-tabel dan grafik sehingga lebih mudah untuk dijelaskan dan dipahami.

1.      Volume langkah (VL)

 3. Torsi efektif (Te)
Torsi yang dihasilkan dari pengikuran dinamo meter

 4.  Daya (N)
Daya efektif (Ne)





Pembahasan

Hubungan torsi efektif dengan putaran motor
Pada pengapian konvensional bisa dilihat bahwa torsi tidak selalu berbanding lurus dengan putaran motor karena torsi dipengaruhi oleh jarak yang tetap dan gaya yang besarnya tidak selalu berbanding lurus dengan putaran motor. Secara umum terlihat bahwa torsi engine yang menggunakan sistem pengapian elektronik lebih tinggi
Dari data didapatkan kenaikan torsi yang signifikan pada kenaikan putaran motor dari 1500 rpm ke 1750 rpm terjadi perubahan torsi dari 11,00 Kgm menjadi 11,67 Kgm jadi ada kenaikan sebesar 0,67 Kgm. Setelah itu tingkat kenaikan torsinya berangsur turun lagi.
Pada saat menggunakan sistem pengapian elektronik kenaikan yang signifikan pada putaran antara 1750 rpm ke 2000 rpm. Kenaikannya dimulai terjadi pada 12,27 Kgm menjadi 12,60 Kgm jadi terjadi kenaikan sebesar 0,33 Kgm. Kenaikan dan penurunan torsi pada saat menggunakan sistem pengapian elektronik cenderung pelan. Ini membuktikan bahwa proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar pada sistem pengapian elektronik cenderung sempurna.


  Grafik 1. Torsi Efektif Pada Sistem Pengapian Konvensional


Grafik 2. Torsi Efektif Pada Sistem Pengapian Elektronik


Perbandingan torsi efektif
Putaran Engine
(rpm)
Torsi Motor
Pengapian Konvensional
( Kg m )
Pengapian Elektronik
( Kg m )
1000
10.30
10.83
1250
10.73
11.23
1500
11.00
11.70
1750
11.67
12.27
2000
11.80
12.60
2250
11.73
12.93
2500
11.60
12.63
2750
11.53
12.37
3000
11.23
11.93
Tabel 1. Perbandingan Torsi Efektif

Pada data didapatkan bahwa dengan sistem pengapian elektronik didapatkan torsi efektif yang lebih tinggi. Tekanan efektif maksimal juga bisa digunakan sebagai indikasi bahwa tekanan hasil pembakaran lebih tinggi pada saat menggunakan sistem pengapian elektronik dengan sinyal induktif.

Hubungan tekanan efektif putaran motor
Tekanan efektif dipengaruhi oleh daya efektif. maka besarnya tekanan efektif pengapian konvensional dengan sudut dwell 54° PK terjadi pada putaran 2500 rpm sebesar 11,5 Kg/cm2.
Tekanan efektif pada sistem pengapian elektronik terjadi pada putaran 2250 rpm dengan tekanan efektif sebesar 12.31 Kg/cm2. Ini membuktikan bahwa daya efektif pengapian elektronik pada mesin Toyota 5K terjadi pada putaran antara 2000 rpm sampai 2250 rpm.


BAB III
KESIMPULAN


3.1       Kesimpulan
      Daya efektif maksimal pada engine yang menggunakan sistem pengapian konvensional dipengaruhi dari hasil perhitungan tekanan efektif. Dari hasilperhitungan didapatkan bahwa daya motor akan lebih tinggi apabila menggunakan sistem pengapian elektronik.



SUMBER :

1. Khovakh, M, Motor Vehicle Engines, MIR Publisher, Moscow, 1979. padarepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17272/2/
2. Marine Internal Combustion Engines By N Petrovsky pada library.um.ac.id/free-contents/download/pub/download-print5.../117.pdf
3. Modul Sistem Pengapian Elektronik, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Malang, tt



0 comments:

Post a Comment